Minggu, 21 November 2010

PENGKAB. PERSINAS ASAD KAB. OKU HADIRI MUSCAB IPSI OKU TANGGAL 8 NOPEMBER 2010



BATURAJA, Belum lama ini tepatnya hari Jum'at tanggal 8 Nopember 2010 bertempat di Kantor PDAM OKU Pengurus Kabupaten (PENGKAB) Persinas ASAD Kabupaten OKU menghadiri Musyawarah Cabang (MUSCAB) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Ogan Komering Ulu. Acara dimulai pukul 14.00 wib di awali dengan sambutan Ketua IPSI Kab. OKU Bapak Ir. H. ISKANDAR ZULKARNAIN, M.Si menyampaikan pidato pertanggungjawaban masa pengurusan periode 2002 - 2006 dan 2007 - 2010 2 (dua) periode. Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya Muscab ini adalah disamping memenuhi aturan AD/ART IPSI juga dalam rangka membentuk kepengurusan IPSI Kab. OKU yang baru periode 2010 - 2014. Dari hasil Muscab IPSI Kab. OKU terpilih sebagai Ketua IPSI Kab. OKU Periode 2010 - 2014 adalah Sdr. JEFRIANSYAH, pemilihan dilakukan secara aklamasi mengingat calon Ketua IPSI hanya 1 (satu) orang. Dari 10 (sepuluh) perguruan yang diundang hadir sebanyak 8 perguruan masing-masing dari Perguruan Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), TTKDH (Cimande), HIMSSI, Nur Amin, Persinas ASAD, Debus Banten dan Al'Hikmah se kab. OKU. Acara berjalan lancar dan diakhiri dengan sambutan Ketua Terpilih Ketua IPSI Kab. OKU yang baru Sdr. Jefriansyah dan ditutup dengan do'a.

Senin, 23 Agustus 2010

MENGHADIRI UNDANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI OKU PERIODE 2010 - 2015





BATURAJA, Pada tanggal 22 Agustus 2010 di Gedung Kesenian Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, di selenggarakan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati OKU Periode 2010 - 2015. Acara di awali dengan pembukaan Sidang Paripurna oleh Wakil Ketua DPRD Bapak Drs. Johan Anwar, MM, di dampingi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Bapak Ir. Alex Noerdin dan Bapak Edy Yusuf, SH, MM, Wakil Ketua DPRD OKU Ibu Indrawati Syahrial. Pada kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan " Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu yang telah bekerja keras menyukseskan proses pemilihan kepala daerah yang baru lalu ". Acara berjalan lancar dan sukses, hadir pada acara tersebut seluruh Kepala Dinas, Kepala Badan, BUMN, BUMD, Camat, Lurah, Kades se- Kabupaten OKU. Ormas, OKP, MUI, Ketua IPSI Kabupaten OKU Bapak Ir. Iskandar Zulkarnain, MM dan lain-lain. Sempat hadir mewakili Perguruan Silat Persinas ASAD Kabupaten Ogan Komering Ulu Ketua Dwi Joko Handoyo, SH, Wakil Ketua Sapto Surono, S.Pd dan Dewan Pembina (Wanbin) Persinas ASAD OKU Bapak Ollan Iskandar. Selamat dan Sukses atas dilantiknya Bapak Bupati dan Wakil Bupati OKU Periode 2010 - 2015, semoga dapat mewujudkan rakyat OKU yang lebih sejahterah. Akhir acara foto bersama Ketua IPSI dengan Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persinas ASAD Kab. OKU.

Jumat, 25 Juni 2010

Pospenas Lahirkan Olahragawan Yang Handal


JAKARTA, Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke V bermanfaat sebagai kegiatan yang mampu menjalin silaturahmi antar pondok pesantren sebagai alat pemersatu bangsa. Selain itu mampu melahirkan olahragawan yang trampil dan handal.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Choirul Fuad Yusuf mengemukakan hal itu terkait dengan penyelenggarakan Pospenas V di Surabaya, Jawa Timur pada 5 sampai 11 Juli 2010. "Diharapkan juga mampu melahirkan bibit olahragawan yang tampil di tingkat nasional dan internasional," kata Fuad.

Kegiatan ini lanjut dia, sebagai arena untuk memberikan porsi yang sama kepada santri untuk mengembangkan potensi di bidang olahraga dan seni sebagaimana pelajar lainnya.

Ia juga menjelaskan, Pospenas pertama kalinya secara resmi diselenggarakan pada tahun 2001 di Mahad AL Zaitun Indramayu, Jawa Barat diikuti 2.668 peserta dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional A. Malik Fadjar. Pospenas II tahun 2003 di Palembang Sumatera Selatan diikuti 3.253 peserta dan dibuka Menko Kesra Jusuf Kalla.

Selanjutnya, Pospenas III tahun 2005 diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara diikuti 3.500 peserta dan dibuka Menko Kesra Alwi Shihab. Pospenas IV tahun 2007 diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur diikuti 3.800 peserta dari 33 provinsi dan dibuka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni.

"Pospenas V pada awalnya akan diselenggarakan tahun 2009, namun diundur mengingat padatnya agenda nasional pada tahun 2009," kata Fuad.

Sementara itu Kakanwil Jawa Timur, Imam Haromain Asy`ari menyatakan sebagai tuan rumah provinsi Jawa Timur siap mensukseskan ajang para santri ini. Apalagi Jawa tImur dikenal sebagai `gudang` santri. "Kami siap menyelenggarakan event ini," katanya. Jawa Timur dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa memiliki 6 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 975.066 santri.

Menurut Deputi Menpora bidang Pemberdayaan Olahraga selaku Ketua Harian Panjtapnas Pospenas Dr RPM Junusul Hairy, dari beberapa penyelenggaraan Pospenas telah lahir olahragawan yang tampil mewakili Indonesia di luar negeri seperti pada Sea Games.

"Ada santri yang jadi pemain sepakbola nasional, dan ada juga santri yang tampil di tingkat Asia Tenggara, mudah-mudahan akan lahir di event yang lebih tinggi lagi," kata Junusul.

Pospenas V Digelar di Sidoarjo, Jawa Timur


JAKARTA, Pekan Olahraga dan seni antar pondok pesantren tingkat nasional (Pospenas) V tahun 2010 akan diogelar di Sidoarjo, Jawa timur, 5-11 Juli 2010, diikuti 5 ribu olahragawan, seniman dan official dari seluruh Indonesia, yang akan memperebutkan 176 medali emas. Hal itu diungkapkan Plt.Dirjen Pendidikan Islam, Machasin dalam keterangan pers, di operation room Kemenag, Jumat (25/6).

Menurut Machasin, penyelenggaraan Pospenas ini dalam rangka memacu peningkatan ponpes sebagai salah satu basis pembangunan bangsa yang sehat. "Event ini merupakan puncak uji prestasi di bidang olahraga dan seni hasil pembinaan di daerah-daerah," ujarnya.

Machasin mengatakan, Pospenas ini ajang menggali potensi para santri di bidang olahraga dan seni, sekaligus menjadi momentum yang berfungsi sebagai wahana perekat kerukunan dan silaturahmi persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya di kalangan masyarakat pondok pesantren.

Plt.Dirjen Pendidikan Islam menambahkan, tema Pospenas, "dengan semangat Pospenas V 2010, kita lestarikan nilai kemanusiaan dan nasionalisme dalam membangun karakter bangsa yang berakhlakul karimah."

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini, kata Machasin, sebagai upaya ikut membangun sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, berkualitas, unggul, sportif dan berdaya saing. "Termasuk meningkatkan budaya berolahraga dan seni yang bernuansa Islam dalam rangka membina khasanah olahraga dan seni budaya bangsa," tambahnya.

Cabang olahraga yang akan dipertandingkan altletik, sepak bola, bulu tangkis, silat, sepak takraw, bola voli, karate, renang, bola basket, panahan, anggar, catur dan senam santri. Cabang seni yang diperlombakan, qasidah, santri idol, kaligrafi, pidato tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris) Baca Puisi, puitisasi kandungan Al Quran, fotogragfi Islami, fragmen Islami, dan seni kriya.

Dalam Pospenas ini juga akan digelar pesantren expo, berupa pameran hasil kerajinan santri dan bazaar, juga akan dilaksanakan Bahtsul Masail diikuti oleh kyai/ulama/pimpinan pontren se Indonesia dan sarasehan.

Sabtu, 19 Juni 2010

Referensi: Pencak Silat Cetak E-mail Ditulis oleh Mohammad Iqbal Rasyid

BATURAJA, Pencak Silat, atau kadang disebut Pencak saja, atau Silat saja adalah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu, yang secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina Selatan dan Thailand Selatan.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Sedangkan wadah organisasi pencak silat se-dunia adalah Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa). Persilat dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam sebagai wadah pencak silat di dunia.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Ini ada benarnya, bahkan bisa jadisesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.

Dalam historisasi pencak silat (khususnya yang dirumuskan dan disosialisasikan oleh TAPAK SUCI) dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kategori akar aliran pencak silat, yaitu:

1. Aliran bangsawan
2. Aliran rakyat

Aliran bangsawan, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan kemurniannya.
Aliran rakyat, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain bangsawan. Aliran ini dibawa oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan beradaptasi.
Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat menjadi bagian dari adat istiadat yang
wajib dipelajari oleh setiap anak laki-laki dari suatu suku/kaum. Hal ini mendorong setiap suku dan kaum untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah masing-masing.
Sehingga setiap daerah di Melayu umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[3] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada. Adapun sesungguhnya kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata, dan keduanya hidup pada masa yang sama.

Perkembangan dan penyebaran Silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini.
Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.* (MIR)
Tulisan ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi pembaca yang membutuhkan literatur tentang Pencak Silat. Tulisan ini sebelumnya pernah disumbangkan penulis untuk melengkapi refrensi tentang Pencak Silat di website http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat.

BEBERAPA TIPS KESELAMATAN DIRI

BATURAJA, Berikut ini adalah beberapa tips sederhana dalam keselamatan diri anda. Ingat, pelanggaran --baik itu pelanggaran kejahatan ataupun pelanggaran-pelanggaran lainnya-- dapat terjadi karena ada nya kesempatan.

Kewaspadaan - Awareness:

Perhatikan situasi dan kondisi sekitar anda, buka mata dan buka telinga. Jika anda berada di tempat yang asing buat anda, ketahui segera dimana letak pos keamanan terdekat, ketahui dimana pintu keluar dan pintu masuk, dan rencanakan langkah-langkah penyelamatan diri jika terjadi sesuatu. Utamakanlah keselamatan anda. Ikuti naluri atau firasat anda. Jangan gunakan asumsi anda dalam menilai orang-orang di lingkungan yang asing. Jika perlu pancinglah agar mereka melakukan sesuatu yang bisa anda pastikan, daripada anda berasumsi.

Pencegahan lebih baik :

Cegah atau hindari segala sesuatu yang memungkinkan mengakibatkan bahaya pada diri anda. Jika anda menemui kejanggalan pada sesuatu, jangan tunda untuk segera melapor kepada petugas keamanan dan mintalah dia untuk menindak lanjutinya. Hindari pula berada di tempat-tempat yang rawan dan berbahaya apabila memang tidak perlu.

Gaya hidup :

Ubah kebiasaan atau gaya hidup anda agar tidak menjadi risky lifestyle. Penampilan anda, apa yang anda kenakan, apa yang anda bawa, sebaiknya dibuat sesederhana mungkin dan tidak menarik perhatian pelaku kejahatan.

SEJARAH 10 PERGURUAN HISTORIS IPSI


BATURAJA, Pasca penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Republik Indonesia (dulu masih bernama RIS-Republik Indonesia Serikat) tanggal 27 Desember 1949, pusat Pemerintahan Republik Indonesia berpindah tempat dari Yogykarta kembali ke Jakarta. Sebelumnya, selama empat tahun Yogyakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia, yaitu resminya sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949. Perpindahan pusat pemerintahan tersebut diikuti dengan perpindahan kantor kementerian, dan kantor-kantor atau instansi milik pemerintah.

Demikan pula pada tahun 1950 Pengurus Besar IPSI secara de facto juga berpindah tempat dari Yogyakarta ke Jakarta, sekalipun tidak semua anggota pengurus-pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia dapat ikut pindah ke Jakarta. Waktu itu IPSI baru 2 tahun berdiri, yaitu sejak didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, oleh Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia, yang menetapkan Mr. Wongsonegoro sebagai Ketua PB.IPSI. Saat IPSI berdiri, Republik Indonesia sedang dalam masa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan memantapkan kedaulatan Republik Indonesia, yang harus ditempuh melalui perjuangan baik secara fisik maupun diplomasi. Kondisi ini juga mengakibatkan IPSI yang masih berusia muda harus mengkonsentrasikan pengabdiannya kepada perjuangan kemerdekaan, sehingga kondisi manajerial dan operasional IPSI kala itu mau tidak mau mengalami penyusutan.

Di sisi lain, Pemerintah Pusat RI kala juga sedang menghadapi pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia ( DI/TII ) di beberapa daerah, termasuk di Jawa dan Lampung. Untuk menambah kekuatan dalam melawan DI/TII tersebut, Panglima Teritorium III waktu itu, Kolonel (terakhir Letnan Jenderal) R.A. Kosasih, dibantu Kolonel Hidayat dan Kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia), yang kala itu didirikan untuk menggalang kekuatan jajaran Pencak Silat dalam menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat (termasuk Jakarta), Jawa Tengah bagian Barat termasuk D.I. Yogyakarta.

Setidaknya dalam kondisi tersebut timbulah dualisme dalam pembinaan dan pengendalian Pencak Silat di Indonesia, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dengan konsentrasi lebih banyak dalam hal pembinaan pada aspek Olah Raga, sedangkan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) lebih banyak membina pada aspek seni pertunjukan (ibing Pencak Silat) dan Pencak Silat bela diri untuk melawan DI/TII. Selain dua organisasi, IPSI dan PPSI ini, juga terdapat beberapa organisasi lain seperti Bapensi, yang masing-masing berupaya merebut pengaruh sebagai induk pembinaan pencak silat di Indonesia.

Sementara itu IPSI harus berjuang keras agar pencak silat dapat masuk sebagai acara pertandingan di Pekan Olahraga Nasional. Hal serupa juga dilakukan oleh PPSI yang setiap menjelang PON juga berusaha untuk memasukkan pencak silatnya agar dapat ikut PON. Namun Pemerintah, yang pada tahun 1948 juga ikut berperan mendirikan IPSI, hanya mengenal IPSI sebagai induk organisasi pencak silat di Indonesia.

Kala itu induk organisasi olahraga yang ada adalah KOI (Komite Olimpiade Indonesia) diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.Di tahun 1951, PORI melebur kedalam KOI. Tahun 1961 Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia menghadapi Asian Games IV di Jakarta. Kemudian di tahun 1962 Pemerintah untuk pertama kalinya membentuk Departemen Olahraga (Depora) dan mengangkat Maladi sebagai menteri olahraga. Selanjutnya di tahun 1964 Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), yang mana semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI.

Pada tanggal 25 Desember 1965, IPSI ikut membentuk Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga, yang kemudian mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik, yang kemudian kelak pada 31 Desember 1966 KONI dibentuk dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Maka kala itu IPSI juga ikut memegang peranan penting dalam sejarah pembentukan KONI sehingga kelak menjadi induk organisasi olahraga di Indonesia.

Menjelang Kongres IV IPSI tahun 1973 beberapa tokoh Pencak Silat yang ada di Jakarta membantu PB IPSI untuk mencari calon Ketua Umum yang baru, karena kondisi Mr. Wongsonegoro yang pada saat itu sudah tua sekali. Salah satu nama yang berhasil diusulkan adalah Brigjen.TNI Tjokropranolo (terakhir Letjen TNI) yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sekalipun kelak kemudian pada Kongres IV ini beliau terpilih sebagai Ketua Umum PB IPSI, namun jalan bagi Brigjen.TNI. Tjokropranolo tidaklah semudah yang dibayangkan. Masih banyak tugas dan tanggung jawab PB IPSI yang kelak harus dihadapi dengan serius. Disamping itu PB IPSI pun perlu merumuskan jati dirinya secara lebih aktif, disamping merumuskan bagaimana mempertahankan eksistensi dan historis IPSI dalam langkah pembangunan nasional.
Karena itu kemudian Brigjen.TNI. Tjokropranolo dibantu oleh beberapa Perguruan Pencak Silat yaitu:
  • dari Tapak Suci Bapak Haryadi Mawardi, dibantu Bpk. Tanamas;
  • dari KPS Nusantara Bp. Moch Hadimulyo dibantu Bp. Sumarnohadi, Dr. Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo;
  • dari Kelatnas Perisai Diri Bp. Arnowo Adji HK;
  • dari Phasadja Mataram Bp. KRT Sutardjonegoro;
  • dari Perpi Harimurti Bp. Sukowinadi;
  • dari Perisai Putih Bp.Maramis, Bp. Runtu, Bp. Sutedjo dan Bp. Himantoro;
  • dari Putera Betawi Bp.H. Saali;
  • dari Persaudaraan Setia Hati Bp. Mariyun Sudirohadiprodjo, Bp. Mashadi, Bp. Harsoyo dan Bp.H.M. Zain;
  • dari Persaudaraan Setia Hati Terate Bp. Januarno, Bp. Imam Suyitno dan Bp. Laksma Pamudji.

Salah satu tantangan yang cukup berarti saat itu adalah belum berintegrasinya PPSI ke dalam IPSI. Kemudian atas jasa Bapak Tjokropranolo berhasil diadakan pendekatan kepada 3 (tiga) pimpinan PPSI yang kebetulan satu corps yaitu Corps Polisi Militer. Sejak itu PPSI setuju berintegrasi dengan IPSI, kemudian Sekretariat PB IPSI di Stadion Utama dijadikan juga sebagai Sekretariat PPSI. Pada Kongres IV IPSI itulah kelak kemudian, H. Suhari Sapari, Ketua Harian PPSI datang ke Kongres dan menyatakan bahwa PPSI bergabung ke IPSI.

Kongres IV IPSI tahun 1973 menetapkan Bp. Tjokropranolo sebagai Ketua PB. IPSI menggantikan Mr. Wongsonegoro. Mr. Wongsonegoro telah berjasa mengantarkan IPSI dari era perjuangan kemerdekaan menuju era yang baru, era mengisi kemerdekaan. Saat inilah seolah IPSI berdiri kembali dan lebih berkonsentrasi pada pengabdiannya, setelah sebelumnya melalui masa-masa perang fisik dan diplomasi yang dialami seluruh bangsa Indonesia. Di bawah kepemimpinan Bapak Tjokropranolo ini IPSI semakin mantap berdiri dengan tantangan-tantangan yang baru sesuai perkembangan zaman. Pada Kongres IV IPSI itu pun sepuluh perguruan yang menjadi pemersatu dan pendukung tetap berdirinya IPSI diterima langsung sebagai anggota IPSI Pusat, dan kemudian memantapkan manajemen, memperkuat rentang kendali PB IPSI sampai ke daerah-daerah, dan mempersatukan masyarakat pencak silat dalam satu induk organisasi. Untuk selajutnya Bapak Tjokropranolo menegaskan bahwa 10 (sepuluh) Perguruan Silat tersebutlah yang telah berhasil bukan sekedar menyusun bahkan juga melaksanakan program-program IPSI secara konsisten dan berkesinambungan.

Maka selanjutnya yang dimaksud dengan sepuluh perguruan tersebut adalah:
  1. Tapak Suci,
  2. KPS Nusantara,
  3. Kelatnas Perisai Diri,
  4. Phasadja Mataram,
  5. Perpi Harimurti,
  6. Perisai Putih,
  7. Putera Betawi,
  8. Persaudaraan Setia Hati,
  9. Persaudaraan Setia Hati Terate,
  10. Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI).

Pada waktu kepemimpinan Bapak. H. Eddie M. Nalapraya nama kelompok 10 (sepuluh) Perguruan Silat anggota IPSI Pusat tersebut diubah menjadi 10 (sepuluh) Perguruan Historis, setelah sebelum Perguruan Induk kemudian menjadi Perguruan Anggota Khusus karena keanggotannya di IPSI Pusat menjadi anggota khusus. nya sempat istilahnya disebut sebagai Top Organisasi, atau Di dalam setiap Munas IPSI maka Perguruan Historis ini selalu menjadi peserta dan memiliki hak suara di dalam Munas.


***


Sumber:
1. Tulisan H. Harsoyo (Perguruan Persaudaraan Setia Hati)
2. H. Haryadi Mawardi (Perguruan TAPAK SUCI)
3. Sejarah KONI
3. Arsip
4. Sumber-sumber lainnya

Minggu, 23 Mei 2010

PENGURUS BESAR (PB) PERGURUAN PENCAK SILAT NASIONAL (PERSINAS) ASAD MENGADAKAN KONSOLIDASI ORGANISASI SE-PROVINSI SUMSEL DI PALEMBANG



PALEMBANG, Baru-baru ini tepatnya hari Minggu, tanggal 23 Mei 2010. Pengurus Besar (PB) Perguruan Pencak Silat Nasional (PERSINAS) ASAD melakukan konsolidasi organisasi Se-Provinsi Sumatera Selatan di Palembang. Acara dimulai pukul 13.30 sampai dengan 17.30 Wib, yang di isi kata sambutan dari Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov. Persinas Asad Sumsel Periode 2010 - 2015) Bapak Yose Desman, SH dan dilanjutkan dengan penyampaian materi perubahan AD/ART hasil Musyawarah Nasional (MUNAS) III Persinas Asad di Surakarta oleh Dewan Pembina (Wanbin) PB. Persinas Asad oleh Bapak Letkol. Art. TNI (Purn) H. Hasan Bisri. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi MM1000 dan Peraturan Organisasi (PO) oleh Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) PB. Persinas Asad oleh Bapak Mujiyanto K, S.Kom. Acara berlangsung dengan baik dan lancar, hadir dalam acara tersebut seluruh Dewan Pembina (Wanbin), Pengurus Cabang (Pengcab) Persinas Asad Kabupaten/Kota dari unsur Ketua dan Sekretaris se-provinsi Sumatera Selatan. Dari Pengcab. Persinas Asad Kabupaten OKU sempat hadir Bapak Dwi Joko Handoyo, SH dan Sdr. Eka Erwandi, SKM (selaku Ketua dan Sekretaris). Di akhir acara para peserta sama-sama menyaksikan atraksi Jurus Silat Persinas Asad oleh Wildan dan kawan-kawan hasil binaan dari Persinas Asad Provinsi Sumatera Selatan.

Sabtu, 08 Mei 2010

KHAIRUL AKBAR PESILAT DI MASA DEPAN


SOLO, Kejurnas Persinas Asad yang diselenggarakan di GOR Manahan Solo, Rabu 24 Pebruari 2010, diikutioleh sebanyak 370 peserta pesilat yang berasal dari seluruh Pengda se- Indonesia.
Seperti biasa pembukaan Kejurnas diawali dengan berbagai atraksi pesilat tuan rumah dan pesilat yang berasal dari Jawa Barat. Dalam atraksi tersebut yang sangat memukau penonton adalah tampilnya Pesilat Cilik Peraih Juara III World Martial Arts 2009 di Chung Yu Korea Selatan. Bintang Cilik yang telah mengharumkan nama Persinas Asad di kanca Internaional ini adalah anak yang baru berusia 5 (lima) tahun asal Jawa Barat memukau pengunjung dengan atraksi Silat dan Goloknya. Bintang Cilik ini mampu memainkan 100 Jurus hanya dalam waktu 3 (tiga) menit, dia adalah KHAIRUL AKBAR Pesilat Masa Depan .....!

Jumat, 07 Mei 2010

KEJURNAS PERSINAS ASAD DI GOR MANAHAN SOLO 24 - 28 PEBRUARI 2010







SOLO, Belum lama ini Kejurnas Persinas Asad diselenggarakan dan dibuka langsung oleh Sekretaris Umum atas nama Ketua Umum PB. IPSI Bapak Erizal Chaniago pada tanggal 24 sampai dengan 28 Pebruari 2010 di GOR Manahan Solo. Acara Kejurnas kali ini diikuti oleh 370 Atlit dari seluruh Indonesia memperebutkan 13 Medali Emas yang terbagi atas 10 Kelas Tanding dan Tiga Kelas Seni Jurus. Ketua Umum PB Persinas ASAD Bapak Brigjen TNI (Purn) Ir. H. Agus Susarso, M.Eng.Sc, MM mengharapkan para Pesilat yang berlaga tetap menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas, sportifitas dan soliditas dan agar dievent ketiga ini bisa menjadi ajang silaturohim antar Pesilat, Pembina, Wasit dan warga masyarakat. Pada akhirnya Kejrunas Tahun 2010 kali ini dimenangkan oleh Kontingen Pengda Banten meraih Juara Umum dengan memperoleh 2 Medali Emas, 2 Perak dan 1 Perunggu sehingga berhak menerima hadiah bergilir Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Selanjutnya Juara Umum kedua diraih oleh Kontingen Pengda Jawa Tengah dan Kalimantan Timur, sedangkan Pengda Jawa Barat ditempat ke III. Bravooo Persinas Asad ........!

SELAMAT DAN SUKSES MUNAS III PERSINAS ASAD DI WISMA HAJI DONOHUDAN BOYOLALI JATENG, SABTU 27 PEBRUARI 2010






BOYOLALI JATENG, Baru-baru ini PB. Persinas ASAD menyelenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) III yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 27 Pebruari 2010 di Wisma Haji Donohudan Boyolali Jawa Tengah. Acara diikuti oleh 33 Pengurus dari 33 Provinsi, masing-masing Ketua dan Sekretaris Pengurus Daerah (PENGDA). Munas kali mengambil Tema " Melalui Pencak Silat Kita Tingkatkan Partisipasi Perjuangan Pemuda Dalam Ikut Membangun Bangsa ". Dari hasil Munas diperoleh beberapa keputusan diantaranya :
1. Terpilih kembali Bapak Brigjen. TNI(Purn).Ir.H. Agus Susarso,M.Eng sebagai Ketua Umum dan Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Sc sebagai Sekretaris Umum Periode 2010 - 2015.
2. Nomenklatur Perguruan Silat Nasional (PERSINAS) di ubah menjadi Perguruan Pencak Silat Nasional.
3. Nomenklatur Pengurus Daerah (PENGDA) untuk Kepengurusan di Tingkat Provinsi di ubah menjadi Pengurus Provinsi (PENGPROV) dan penambahan beberapa Departemen diantaranya Dep. Pembibitan dan Permasalahan, Dep. Promosi dan Pemasaran dan Dep. Pembinaan Seni Budaya Pencak Silat.
4. Dibentuknya Lembaga Bela Diri yang menangani ilmu Silat yang tidak dipertandingkan.
Acara berlangsung Sukses dan meriah didahului dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB Persinas ASAD Periode 2005 - 2010 oleh Bpk. Brigjen TNI (Purn) Ir. H. Agus Susarso, M.Eng, Sc, MM.

Minggu, 28 Februari 2010

Tatap Muka/Audiensi Pengcab. Persinas Asad Kab. OKU dengan Ketua IPSI Kab. OKU Bpk. Ir. Iskandar Zulkarnain, MM


BATURAJA, Tepatnya pada tanggal 19 Januari 2010 Pengcab. Persinas Asad Kabupaten Ogan Komering Ulu melakukan tatap muka (audiensi) dengan Ketua IPSI Kabupaten OKU Bapak Ir. ISKANDAR ZULKARNAIN, MM di Kantor PDAM OKU Jl. Ir. Sutami Baturaja. Pertemuan ini dalam rangka menindaklanjuti Pelantikan dan Pengukuhan Pengcab. Persinas Asad Kabupaten OKU di Palembang yang secara kolektif diadakan. Dalam kesempatan tersebut diawali dengan perkenalan Pengurus Cabang Persinas Asad yang baru masa bakti 2009 - 2014, penyampaian program kerja untuk 1 (satu) Tahun kedepan Tahun 2010 dan langsung mendengarkan arahan dan pembinaan dari Ketua IPSI Kabupaten OKU. Sempat hadir pada tatap muka tersebut OLLAN ISKANDAR (Dewan Pembina), DWI JOKO HANDOYO, SH (Ketua), SAPTO SURONO, S.Pd (Wakil Ketua), MARDJOKO ADI SAPUTRA (Bagian Humas) Pengcab. Persinas Asad Kabupaten OKU.